Mimpi

Dulu, mungkin Bunda pernah bermimpi
Menerka seperti apa rupa wajah cilik
Tangan kecil yang akan ia ajak menari
Tapak mungil untuk dibimbing

Setelah dua ratus delapan puluh hari
Akhirnya mimpi itu hadir
Ditengarai perih dan tangis
Habis perjuangan melawan mati
Bahagianya datang tak terperi

Aku memang tak pernah menerka
Bermimpi seperti apa rupa Bunda
Namun setelah lebih dari delapan ribu tiga puluh hari bersamanya
Mendengar setiap patah kata dan ucapannya
Serta merasakan utuh peluknya

Bundaku, lebih indah dari mimpi manapun.